*

Selasa, 20 Desember 2011

LAYANAN FUNGSI DAN ASAS BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)
Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks  adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).
Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur  (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Dalam konteks tersebut, hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun manajemen.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.
Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :
  1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
  2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
  3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
  4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
  1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
  2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
  3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
  4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
  5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
  6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
  7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. 

Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.      Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.      Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3.      Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4.      Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.  
5.      Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6.      Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf,  konselor, dan guru  untuk menyesuaikan  program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan  siswa.
7.      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.
1.      Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2.      Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3.      Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahuu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4.      Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5.      Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
6.      Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7.      Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8.      Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9.      Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10.  Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11.  Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.         

Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling
Macam-macam layanan bimbingan dan konseling :
1.      Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
2.      Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).
3.      Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.
4.      Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5.      Layanan Konseling Individual
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6.      Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk  pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
7.      Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

Kegiatan Pendukung diantaranya :
1.      Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan denagn berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun nontes.
2.      Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3.      Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
4.      Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya.
5.      Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
 Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung .

PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

A. Perkembangbiakan Hewan :

Perkembangbiakan Hewan Perkembangbiakan hewan ada dua cara, yaitu perkembangbiakan secara kawin (seksual/generatif) dan tidak kawin (aseksual/vegetatif).

Vegetatif

Perkembangbiakan hewan secara vegetatif adalah perkembangan tanpa melalui perkawinan. Perkembangbiakan hewan secara vegetatif ada dua macam, yaitu tunas dan fragmentasi.

Membelah diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).

Generatif
Perkembangbiakan generatif pada hewan meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan pleburan dua sel gamet.
a. Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secar kawin pada organisma yang belum jelas alat kelaminnya,contohnya Spirogyra.
b. Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu, sebagai contoh pada cacing tanah terjadi perkawinan silang antara dua cacing yang kawin. Cacing A dibuahi oleh sperma dari cacing B, sedangkan cacing B dibuahi oleh sperma dari cacing A. cacing tanah tergolong hewan hermafrodit yang memiliki alat kelamin jantan dan berin pada satu tubuh. Selain cacing tanah yang tergolong hermafrodit antara lain cacing pita, siput darat dan bekicot. Pembuahan pada hewan

Berdasarkan tempat terjadinya, pembuahan dibedakan atas:
1. pembuahan luar, pertemuan sperma dan ovumterjadi di luar tubuh, mislnya: ikan dan katak. Pada pembuahan eksternal (pembuahan luar), sel telur dan sel sperma dihasilkan dalam jumlah besar karena:
a. kemungkinan terjadinya fertilisasi kecil
b. kemungkinan telur yang dihasilkan akan dimakan oleh hewan lain atau mati karena perubahan lingkungan.

2. pembuahan dalam, pertemuan sperma dan ovumterjadi di dalam tubuh, misalnya reptilia,
burung dan manusia Perkembangbiakan hewan secara generatif ada tiga, yaitu bertelur, melahirkan, serta bertelur dan melahirkan.

- Bertelur (Ovipar)
Bertelur (Ovipar) Ovipar berasal dari kata ovum yangberarti telur. Ovum (telur) dihasilkan oleh hewan betina dan akan dibuahi olehsperma yang dihasilkan oleh hewan jantan. Proses pembuahan ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh induk betina dan ada yang terjadi di luar tubuh induk betina. Pembuahan di dalam tubuh induk betina dinamakan pembuahan internal. Pembuahan di luar tubuh induk betina dinamankan pembuahan eksternal. Contoh hewan yang bertelur diantaranya:
Contoh Hewan Ovipar : Contoh Hewan Ovipar Katak Katak jantan biasanya tubuhnya lebih kecil dari katak betina. Katak jantan merangsang katak betina untuk bertelur, kemudian katak jantan mengeluakan spermanya danmembuahi telur katak betina. Telur itu kemudian menetas dan menjadi berudu.

- Melahirkan (Vivipar )
Mamalia tergolong hewan vivipar Melahirkan anak), mempunyai alat kelamin jantan dan betina.
1. Alat kelamin jantan (pria)
a. Sepasang testes (buah pelir), yaitu penghasil sperma.
b. Saluran sperma (vas deferen)
c. Penis, yaitu alat kelamin luar

2. Alat kelamin betina (wanita)
a. Ovarium (indung telur) yaitu penghasil ovum
b. Pembuluh/saluran falopii (tuba falopii) atau saluran ovum atau oviduk
c. Rahim atau uterus, yaitu tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada hewan mamalia yang dapat menghasilkan banyak anak, juga memiliki uterus yang banyak pula, misalnya tikus.
d. Vagina (lubang peranakan) adalah saluran terluar dari alat alat kelamin betina. Pertemuan sperma dan ovum (fertilisasi) terjadi pada saluran falopii menghasilkan zygot. Zygot tersebut tumbuh menjadi embrio. Embrio akan berkembang menjadi fetus dan akhirnya lahir sebagai bayi. Embrio memperoleh zat makanan dari induknya melalui plasenta. Penghubung antara plasentadengan embrio adalah tali pusat. Untuk melindungi embrio dari benturan terdapat cairan yang disebut air ketuban.

- Bertelur dan Melahirkan (Ovovovipar)
Bertelur dan Melahirkan (Ovovovipar) Pada hewan ovovivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh hewan betina. Setelah terjadi pembuahan terbentuklah telur. Zigot tumbuh menjadi embrio di dalam telur tersebut. Makanan zigot hanyalah cadangan makanan di dalamtelur, bukan langsung dari induk betinanya. Embrio akan tumbuh menjadi janin. Janin yang hidup akan tumbuh sampai satu meter atau lebih sebelum lahir. Setelah titu embrio tumbuh sempurna menjadi janin di dalam rahim, induk betina akan melahirkannya.
Contoh Hewan Ovovivipar Plathypus adalah contoh hewan Ovovivipar, karena plathypus berkembangbiak dengan bertelur, tetapi setelah itu dia juga menyusui anaknya.

B . Perkembangbiakan Tumbuhan :
- Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuha

a. Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:
1) Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik, dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2) Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3) Umbi batang, merupakanbatang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
4) Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia.
5) Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6) Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya danakhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.

b. Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;
1) Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
2) Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
3) Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik.
4) Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Adastek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
5) Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya. -

Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan
Bunga pada tumbuhan mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian dari bunga antara lain: dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan kelopak bungamerupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni. Sedangkan sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
a. Benang sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
b. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik dan bakal buah Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan:
1. Bunga lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin.
2. Bunga tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak ada.
3. Bunga sempurna, apabilasari dan putik terdapat dalam satu bunga.
4. Bunga tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang terdapat pada satu bunga. Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga betina (hanya putik saja). Tumbuhan berumah satu, apabila dalam satu pohon terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua, apabila dalam satu pohon terdapat hanya satu alat kelamin.

Proses Perkembangbiakan pada Tumbuhan :

1. Penyerbukan
Penyerbukan yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik. Penyerbukan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu angin, hewan, air dan manusia.

Macam-macam penyerbukan berdasarkan penyerbukannya:
1. Penyerbukan oleh angin ciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota, warna mahkota tidak menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari banyak dan ringan (mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari bergantungan, putik besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang.
2. Penyerbukan oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu,burung dan kelelawar. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan mencolok warnanya, mempunyai bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu, serbuk sari mudah melekat.
3. Penyerbukan oleh air, misalkan Hydrilla.
4. Penyerbukan oleh manusia misalnya vannili.

Sifat penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari:
1. penyerbukan sendiri, sari jatuh pada putik dalam satubunga
2. penyerbukan tetangga sari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu pohon
3. penyerbukan silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang sejenis
4. penyerbukan bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda varietasnya.

2. Pembuahan (Fertilisasi) pada Tumbuhan
Setelah terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma dengan ovum).
1. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti generatif menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui mikrofil.
2. Bersamaan dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi juga pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga).
3. Sperma 1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga
4. Sperma 2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga)
5. Putik lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga

FUNGSI PRODUKSI

Fungsi produksi adalah sebagai pertanggung jawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fungsi produksi dan operasi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan, baik perusahaan itu berupa perusahaan besar, maupun perusahaan kecil. Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs),

2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.

4. Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk
penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Everett dan Ebert (1992:5) memberikan definisi
atau pengertian tentang fungsi produksi sebagai
berikut :”Economic refer to this transformation of
resources into goods and services as the production function for all operation systems the general goals is to create some kinds of value added, so that the output are worth more to consumers than just the sun of the individual inputs . "
Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang,mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen.
Sedangkan program pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.

EKOLOGI

Ekologi diungkapkan oleh Ernst Haeckel yaitu Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan.
• Habitat adalah tempat hidup yang sesuai bagi makhluk hidup untuk melakukan aktivitasnya
• Ekosistem adalah tempat dimana terjadi hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
• Individu adalah satu makhluk hidup tunggal
• Populasi adalah kumpulan dari beberapa individu sejenis pada suatu tempat dan waktu tertentu
• Perubahan populasi disebabkan oleh :
1. Emigrasi yaitu perpindahan individu ke luar tempat lain. Emigrasi mengakibatkan kepadatan populasi berkurang.
2. Imigrasi yaitu perpindahan individu masuk dari tempat lain. Imigrasi mengakibatkan populasi
bertambah.
3. Kelahiran, mengakibatkan kepadatan populasi bertambah
4. Kematian, mengakibatkan kepadatan populasi berkurang
Kepadatan Populasi :
Kepadatan Populasi = jumlah individu sejenis/luas daerah yang ditempati
* Komunitas yaitu seluruh populasi yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Nama suatu komunitas mencerminkan makhluk hidup dominan yang menempati habitat tersebut, misalnya komunitas pinus, dalam komunitas tersebut tanaman pinus mendominasi habitat tersebut.
• Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekeliling atau diluar makhluk hidup yang secara otomatis akan mempengaruhi setiap makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan tersebut.
• Ada 2 macam lingkungan :
1. Lingkungan biotik, yaitu lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
2. Lingkungan abiotik, yaitu lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup atau benda mati.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya
yang membentuk hubungan timbal balik pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Dalam sebuah komunitas lebih ditekankan pada makhluk hidup yang dominan menghuni suatu tempat.
Ekosistem penekanannya pada pengertian hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya.
* Ekosistem berdasarkan proses terbentuknya :
1. Ekosistem alami yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
2. Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia
• Ekosistem berdasarkan habitat :
1. Ekosistem darat atau terestrial
2. Ekosistem perairan atau akuatik
• Berdasarkan kadar garamnya, ekosistem perairan dibedakan menjadi :
1. Ekosistem air tawar (kadar garam rendah)
2. Ekosistem marine (kadar garam tinggi)
3. Ekosistem estuarin, terbentuk karena bercampurnya air laut dengan air tawar
Berdasarkan tingkat kedalamannya, ekosistem air laut
dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Daerah litoral, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat
2. Daerah neritik, merupakan daerah laut dangkal dengan kedalaman sampai 200 m
3. Daerah batial adalah daerah dengan kedalaman 200 – 2.000 m
4. Daerah abisal adalah daerah dengan kedalaman lebih dari 2.000 m dan tidak tembus cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya, ekosistem dibedakan menjadi :
1. Daerah fotik yaitu daerah yang masih memperoleh cahaya matahari, kedalaman kurang dari 200 m.
2. Daerah twilight (disfotik) yaitu daerah yang menerima cahaya secara remang-remang, yaitu antara 200 – 2.000 m. Fotosintesis terjadi lebih kecil atau sama dengan respirasi
3. Daerah afotik yaitu daerah yang tidak terkena cahaya matahari sehingga tidak terjadi fotosintesis, kedalaman lebih dari 2.000 m
Bioma adalah berbagai ekosistem
yang terdapat dalam wilayah geografis yang sama dengan iklim dan kondisi yang sama.
• Biosfer adalah ekosistem yang paling luas yang terdapat di permukaan bumi, meliputi :
1. atmosfer, yaitu angkasa yang menyelimuti bumi
2. Hidrosfer yaitu lingkungan air
3. Litosfer yaitu lingkungan daratan
Komponen biotik :
1. Produsen adalah golongan makhluk yang dapat menghasilkan makanannya sendiri (autotrof),
2. Konsumen atau pemakai yaitu makhluk hidup yang memakai zat organik yang telah dibentuk oleh produsen sebagai sumber energi dan untuk pertumbuhan.
Konsumen :
1. Herbivora, hewan yang memakan rumput
2. Carnivora, hewan yang memakan makhluk hidup lain
3. Omnivora, hewan yang memakan segalanya
Komponen ekosistem :
1. Biotik
a. Produsen
b. Konsumen
c. Pengurai / dekomposer 2. Abiotik
Komponen abiotik :
1. Air
2. Tanah
3. Udara
4. Cahaya 5. Suhu
6. kelembaban
Saling Ketergantungan :
1. Faktor abiotik terhadap biotik
2. Faktor biotik terhadap abiotik
3. Faktor biotik dengan biotik yang lain
4. Perpindahan Energi :
5. Energi yang berpindah dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain hanya 10 %.
6. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dalam urutan dan arah tertentu.
7. Jaring-jaring makanan adalah beberapa rantai makanan dapat saling terkait membentuk kumpulan yang kompleks
Pola Interaksi Organisme :
Simbiosis adalah pola hidup antar dua makhluk hidup dalam suatu ekosistem dapat terjadi interaksi.
1. Simbiosis Mutualisme
Þ Dua makhluk hidup berinteraksi saling menguntungkan
a. lichenes, bentuk hidup bersama antara jamur dan ganggang
b. Bakteri Eschericia coli, menghasilkan vitamin K dan membantu pembusukan makanan yang hidup di usus besar manusia
c. Bakteri Rhizobium penyubur tanah yang hidup pada akar tanaman polongan
d. Mikroba Trychonimpha membantu mencerna selulosa pada usus rayap.
e. Simbiosis komensalisme
Terjadi bila kedua jenis makhluk
hidup, salah satunya memperoleh keuntungan dan yang lain tidak merugi tetapi juga tidak untung.
Contoh : ikan remora dan ikan hiu, anggrek dan pohon inang
3. Simbiosis Parasitisme
Yaitu pola interaksi yang satu mendapat untung, sedang yang lain mendapat rugi
Contoh simbiosis parasitisme :
1. Parasit fakultatif, yaitu parasit yang tidak sepenuhnya bergantung pada inangnya.
Contoh : benalu
2. Parasit obligat yaitu parasit yang sepenuhnya bergantung pada inangnya.
Contoh : cacing pita pada manusia
tanaman tali putri pada beluntas
plasmodium penyebab penyakit
malaria
4. Netralisme
Yaitu dua populasi dalam suatu komintas yang tidak berinteraksi,
misalnya populasi burung pipit dengan kerbau
5. Kompetisi
yaitu interaksi populasi yang menyebabkan berkurangnya jumlah populasi yang lain.
Contoh : persaingan mendapatkan rumput antara populasi kijang dan zebra.
6. Antibiosis
Adalah hidup bersama antara dua
jenis organisme , dalam hal ini organisme yang satu menghambat pertumbuhan organisme yang lain dengan cara mengeluarkan zat antibiosis, terutama terdapat pada jamur.
Contoh : jamur Penicillium notatum, menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghasilkan penisilin.
Aspergillus flavus menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengeluarkan zat aflatoksin.

KOMPONEN EKOSISTEM PERAN DAN INTERAKSINYA

A. Lingkungan hidup
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar mahluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas mahluk hidup. Mahluk hidup memerlukan lingkungan untuk hidupnya. Lingkungan temapt mahluk hidup tersebar di seluruh muka bumi.Bagian bumi dan atmosfer yang meliputi darat, air dan udara tempat hidup organisme disebut biosfer.

B. Satuan Mahluk hidup dalam ekosistem
Ekosistem tersusun atas satuan mahluk hidup, yaitu individu, populasi, komunitas, dan ekosistem.
1. Individu
Didalam suatu habitat tidak hanya terdapat satu jenis mahluk hidup melainkan ada berbagai jenis mahluk hidup. Satu ekor ikan atau satu ekor penyu di sebut individu. Satu ganggang disebut individu.
2. Populasi
Ikan yang hidup dikolam jumlahnya lebih dari satu. Semua iukan yang hidup di kolam disebut populasi ikan, semua kura-kura disebut populasi kura-kura. Jadi populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup menetap disuatu daerah tertentu.
a. Kepadatan populasi
Jumlah individu sejenis dalam suatu luas daerah tertentu disebut kepadatan populasi. Adapun rumts untuk menghitung kepadatan populasi adalah :
jumlah x
Kepadatan populasi x = luas daerah
b. Perubahan Populasi
Kepadatan populasi dalam suatu ekosistem dapat berubah. Perubahan yang bersifat pengurangan populasi dapat disebabkan kematian dan perpindahan ketempat lain. Perubahan populasi yang bersifat penambahan dapat disebabkan kelahiran dan kedatangan dari tempat lain.
Jadi perubahan kepadatan populasi dapat disebabkan oleh faktor kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), perpindahan (emigrasi) dan kedatangan (imigrasi).
3. Komunitas
Komunitas adalah semua jenis populasi mahluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan yang sama. Komunitas tediri atas bermacam-macam populasi. Setiap populasi terdiri atas sejumlah individu. Contohnya komunitas kolam.
4. Ekosistem
Adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami misalnya danau, rawa, hutan. Ekosistem buatan adalah ekosisten yang sengaja dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan akuarium.
Ekosistem alami dapat dibedakan lagi kedalam beberapa jenis ekosistem, yaitu ekosistem darat, air tawar, air laut, dan pantai. Ekosistem darat di bedakan atas beberapa bioma seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga dan tundra. Ekosistem air tawar dibedakan atas danau, rawa, dan sungai.
Ekosietm air laut dibedakan atas :
a. Ekosistem air laut berdasarkan daya tembus sinar matahari kedalam air laut, dibedakan atas :
1. Fotik, merupakan daerah yang masih mendapat sinar matahari.
2. Afotik, merupakan daerah yang tidak mendapat sinar matahari.
b. Ekosistem laut secara fisik dibedakan :
1. Daerah litoral, adalah daerah yang berbatasan dengan darat.
2. Daerah neritik, adalah daerah yang dalamnya ± 200 m dari permukaan laut. Daerah ini masih dapat tertembus cahaya matahari.
3. Daerah batial, adalah daerah yang kedalamannya mencapai 200-15000 m dari permukaan laut. Daerah ini mendapat sedikit cahaya.
4. Daerah abisial, adalah daerah yang kedalamannya lebih dari 1500 meter. Daerah ini tidak tertembus oleh cahaya matahari.
Ekosistem pantai dibedakan atas beberapa formasi-formasi adalah tumbuhan yang cocok untuk habitat tertentu :
Formasi yang membentuk ekosistem dibedakan atas :
a. Hutan Mangrove
Vegetasi utamanya adalah bakau, bogem dan kayu api.
b. Formasi Pes caapre
Vegetasi yang utama adalah telapak kambing, rumput angin
c. Formasi barringtonia
Vegetasi utama selain keben dan butun terdapat pula ketapang, pandan dan bakung.
C.Kompoen-komponen ekosistem
Dalam suatu ekosistem terdapat dua penyususn (komponen) yaitu sebagai berikut :
1. Komponen abiotik
Abiotik adalah semua benda yang tak hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem. Misalnya air, tanah, batu, pasir, udara, cahaya, suhu, dan gaya tarik bumi.
a.Tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagitanaman.
Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
b.Air
Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya memiliki cara penghematan air.
Keadaan air sangat ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
1. Salinitas atau kadar garam bagi organisme yang hidup pada habitat air sangat berpengaruh.
2. Curah hujan mempengaruhi jenis organisme yang hidup pada suatu tempat.
3. Penguapan mempengaruhi adaptasi tanaman pada tempat tertentu.
4. Arus air mempengaruhi jenis hewan dan tumbuhan yang dapat hidup pada habitat air tertentu.
c.Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan organisme. Sebagaimana manusia membutuhkan udara untuk bernapas. Kondisi udara pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Cahaya matahari, sangat penting untuk laju proses fotosintesis tumbuhan hijau untuk memberikan pasokan oksigen ke lingkungan.
2. Kelembaban, merupakan kadarair yang terdapatdi udara yang mempengaruhi kecepatan penguapan dan kemampuan bertahan hewan terhadap kekeringan.
3. Angin, berpengaruh terhadap tumbuhan dalam hal sistem perakaran dan penyerbukan tanaman.
d.Topografi
Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu,kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme. e. Iklim
Iklim merupakan kombinasi berbagaikomponen abiotik pada suatu tempat,seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.
2. Komponen biotik
Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam suatu ekosistem merupakan suatu biotik. Menurut peranannya, komponen ini dibagi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).
a) Produsen
Produsen adalah golongan mahluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri. Golongan ini adalah semua tumbuhan yang mempunyai zat hijau daun (klorofil). Dengan bantuan sinar (matahari), tumbuhan melakukan fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
b) Konsumen
Konsumen adalah kelompok mahluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi semua hewan dan manusia. Untuk memperoleh makanannya, konsumen santa bergantung pada produsen, baik langsung maupun tidak.
Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen tingkat I. Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II dan seterusnya.
c) Pengurai
Pengurai bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam mahluk hidup yang sudah mati. Mahluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur yang bersifat saprofit (hidup pada sampah atau sisa mahluk hidup).
3. Perubahan komponen biotik
Dalam suatu ekosistem, jumlah tiap-tiap komponen biotik akan mengalami perubahan yang tertaur sehingga perbandingannya selalu tetap. Perubahan jumlah produsen akan diikuti oleh perubahan pada konsumen I, konsumen II, konsumen III dan seterusnya. Perubahan pada komponen biotik ini terjadi secara alamiah.
Gelombang turun naiknya jumlah populasi dengan irama yang tetaap disebut fluktuasi populasi.
4. Keseimbangan ekosistem
Ekosisten merupakan satu kesatuan antara komponen biotik dan abiotik. Ekosistem dikatakan seimbang apabila komposisi diantarakomponen-komponennya dalam keadaan seimbang. Ekosistem yang seimbang dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara.
Kehidupan dalam sebuah akuarium adalah contoh suatu ekosistem. Komponen biotiknya adalah tumbuhan air, ikan, siput dan bakteri pengurai. Komponen abiotiknya adalah air, batu, pasir, tanaman dan udara.
Bila komposisi komponen tersebut sudah mencapai keseimbangan, komunitas dalam akuarium tersebut dapat bertahan lama.
D. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik hidup.
Tumbuhan selain membutuhkan udara untuk bernafas juga membutuhkan cahaya unutk berfotosintesis. Begitu juga manusia dan hewan lainnya, membutuhkan udara, air, tanah, lingkungan untuk hidupnya. Udara, air, dan tanah merupakan komponen abiotik. Tumbuhan, manusia dan hewan merupakan komponen biotik.
Komponen biotik dapat pula mempengaruhi komponen abiotik, contohnya :
1. Tanah yang padat dan tandus setelah dicangkul dan dipupuk oleh manusia menjadi gembur dan subur sehingga dapat ditanami.
2. Cacing menggemburkan tanah. Gerakan cacing tanah menimbulkan rongga udara dalam tanah, sehingga tersdia udara yang diperlukan akar tumbuhan.
3. Akar pohon dapat menyerap dan menahan air hujan, sehingga tidak terjadi erosi (pengikisan) pada tanah dan tidak terjadi banjir.